Dalam kehidupan sehari-hari masalah sangat akrab dalam kehidupan
kita. Bentuk nya bermacam-macam. Ada yang kesulitan mendapatkan jodoh.
Ada yang diuji Allah SWT dalam mendapatkan pekerjaan. Tidak sedikit yang
kehilangan orang yang dicintai baik orang tua, anak atau pasang hidup.
Pada situasi itu biasanya kita merasakan kesedihan mendalam. Dunia
terasa mau runtuh, hidup terasa sempit karena kita tidak berhasil
mendapatkan apa yang diinginkan. Kita merasa sendirian dalam menjalani
kerasnya kehidupan.
Melihat masalah memang tidak ada habisnya. Setiap manusia hidup,
Allah SWT akan mengujinya dengan masalah. Itu sudah janji Allah SWT
menguji keimanan dan ketangguhan manusia mengarungi samudera kehidupan.
Dalam mekanisme itu terjadi seleksi alam. Bagi yang memiliki keimanan
kuat, dia akan berusaha bertahan sehingga Allah SWT memberikan jalan.
Tapi bagi yang lemah keimanan berdampak frustasi (stress) yang tak
jarang berakhir bunuh diri.
Masalah sendiri sangat berkorelasi positif dengan paradigma (sudut
pandang). Seorang yang memandang negatif masalah akan berdampak aura
negatif. Berbeda ketika kita memandangnya sebagai peluang. Energi
negatif berubah menjadi energi positif. Ketakutan berganti timbulnya
rasa optimisme.
Allah sendiri sudah menegaskan, salah satu terapi mengatasi masalah
adalah istigfar. Allah SWT menjamin, orang yang banyak istigfar tidak
akan merugi. Dan janji Allah SWT itu pasti dan tak terbantahkan. Jadi
jika anda punya masalah kesulitan mendapatkan rezeki, anak dan
kebahagiaan perbanyaklah istigfar. Jaminan itu terlukis indah dalam
Al-Qur’an :
Allah berfirman,”Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun
(istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,
niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan
memperbanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu
kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai.”
(QS.Nuh: 10-12).
Banyak manusia tidak menyadari kekuatan rahasia yang terkandung dalam
istigfar. Istigfar terbatas dimaknai sebagai permohonan ampun atas
segala dosa. Pemaknaan ini membuat kita kadang malas beristigfar.
Sebagian orang “melupakan” energi besar istigfar sebagai warisan agung
Rasulullah SAW.
Rasulullah bersabda, “Sungguh, Allah lebih gembira dengan taubat
hamba-Nya daripada kegembiraan salah seorang dari kalian yang menemukan
ontanya yang hilang di padang pasir.” (HR.Bukhari dan Muslim).
Ya, makna istigfar sebagai penghapus dosa itu benar adanya. Tapi
sudut pandang itu terlalu sempit. Cobalah menggali lebih dalam indahnya
istigfar. Sebab seandainya masalah itu penyakit, istigfar adalah obat
yang mujarab. Jika sudah ada obatnya, gratis pula mengapa kita tidak
menikmatinya.
Sungguh penghalang kita terhadap Allah Rabbul Izzati salah satunya
adalah kebiasaan bermaksiat. Maksiat membuat rezeki kita terhalang. Maka
ketika menjalani proses istigfar, kita diminta memohon ampun, menjauhi
maksiat dan meminta kebaikan. Rasulullah bersabda :
Siapa yang banyak beristiqfar, Allah akan membebaskannya dari
berbagai kedukaan. akan melapangkannya dari berbagai kesempitan hidup,
dan memberinya curahan rejeki dari berbagai arah yang tiada diperkirakan
sebelumnya. (HR Ahmad)
Kebaikan banyak macam dan bentuknya. Salah satunya seperti yang
diterangkan hadits di atas. Kesempatan mendapatkan rezeki menjadi salah
satu bentuk kebaikan. Maka istigfar menjadi solusi dari 1001 masalah
kita. Sungguh tak ada ruginya mengikuti jejak Rasulullah SAW yang
membiasakan 100x istigfar dalam sehari. Padahal beliau sudah mendapatkan
jaminan syurga dan tidak kekurangan harta dunia selama menjalani
hidupnya.
Membaca istigfar sama dengan sedekah. Dengan memperbanyak
beristigfar, percayalah rezeki kita akan mengalir lancar. Kesedihan hati
akan hilang, digantikan kelapangan dada menerima takdir Allah. Tentunya
setelah berproses dan berikhtiar (berusaha keras). Dan tahukah anda?
Istighfar membuat Allah senang apalagi jika kita menjadikan sebuah
rutinitas harian.
Rasulullah bersabda,”Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka
Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan
kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang
tiada disangka-sangka,”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
Inggar Saputra; Pengurus KAMMI Pusat dan peneliti Institute For Reform Sustainable (Insure)
http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/inggar-saputra-aktivis-kammi-pusat-dasyatnya-istighfar.htm
No comments:
Post a Comment