Hacker !!!! siapakah dirimu? Memang
sampai sekarang masih banyak orang yang salah mendefinisikan arti
hacker dan cracker. Yah, sebagian besar orang mungkin menganggap hacker
dan cracker adalah sama yaitu seorang kriminal karena banyak melakukan
kejahatan di dunia cyber. Kalau kedua istilah itu punya arti yang
sama, maka pasti ada yang salah dengan pendefinisian keduanya.
Lalu, dimana letak kesalahan dari pendefinisian kedua istilah yang
kerap hinggap ditelinga kita ini? Apalagi semenjak ada kabar bahwa
"KPU-online" dibobol oleh para "hacker" beberapa bulan kebelakang, atau
bahkan baru-baru ini situs "POLRI" & "Lemhannas" juga dikabarkan
telah dibobol oleh seorang hacker. Benarkah itu adalah pekerjaan seorang hacker? Atau pekerjaan seorang cracker?
Tulisan ini mencoba menjawab dua istilah yang tidak asing ditelinga
kita tersebut dengan wacana seorang pembelajar murni. Artinya, saya
bukan dari kedua golongan tadi. Walaupun pada akhirnya menjadi tertarik
untuk sekedar tahu aktifitas mereka (para hacker & cracker)
sebagai satu ilmu yang menarik dalam dunia IT beberapa tahun ini.
PERSOALAN DASAR
Hacker dalam tulisan Eric Steven Raymond adalah "there is a
community, a shared culture, of expert programmers and networking
wizards that its history back trough decades to the firs time-sharing
minicomputers and the earliesr ARPAnet experiment"
Dengan kata lain, Raymon mengatakan, "the members of this culture originated the term 'hacker'".
Para hackerlah yang kemudian memperkenalkan internet, membuat program
sistem operasi UNIX hingga bisa digunakan saat ini. Dan para hacker
pula lah yang telah berjasa dalam menjalankan World Wide Web (www)
sehingga dapat dinikmati oleh semua orang di seluruh dunia di belahan
manapun dia berada asal terkoneksi pada internet.
Lebih lanjut Raymon mengatakan "jika anda berada pada komunitas
ini dan jika anda memiliki konstribusi didalamnya, dan kemudian orang
mengenal anda sebagai hacker, maka anda adalah seorang hacker".
Sekilas dari pandangan Raymon kita dapat satu definisi bahwa seorang
hacker bukanlah orang yang jahat seperti yang kita pikirkan selama ini.
Ya, jika mereka memang bisa masuk kedalam komputer kita (malalui
jaringan internet) karena mereka bisa menguasai ilmunya. Namun jika ada
orang yang kemudian masuk secara ilegal kedalam komputer kita dan
kemudian "mencuri dan mengacak-ngacak" data kita, mereka adalah CRACKER.
Dan bisa jadi mereka adalah seorang hacker dalam dunia yang berbeda.
Dengan kata lain, mereka semua adalah para ahli dalam hal teknologi
informasi ini dan berkecimpung serius didalamnya.
Namun untuk menghindari kerancuan, maka sebuah kata kunci dalam masalah ini, menurut Raymon adalah perbedaan antara keduanya; seorang Hacker adalah dia yang membangun sistem, sementara seorang Cracker malah "menghancurkannya". (How to become a hacker, Eric S. Raymond, 2001).
Kapan istilah hacker menjadi trend sebagai sebuah kejahatan yang
menakutkan? Tidak lain karena "dosa" pakar film di hollywood yang
membiaskan istilah hacker dan cracker ini. Banyak film yang mengangkat
tema hacker dalam sebuah bentuk "penghancuran sistem informasi" yang seharusnya makna itu diterapkan pada seorang cracker.
Sebut misalnya film The Net (1995), Take Down (1999). Film tersebut mengangkat tema hacker untuk menyebut cracker.
Dan dari kesalah penafsiran tadi, hingga kini pun istilah hacker
masih dibiaskan dengan istilah cracker. Kerancuan itu tidak hanya
terjadi di Indonesia saja, bahkan di luar negeripun pandangan terhadap
keduanya sama seperti itu.
Terminologi hacker muncul pada awal tahun 1960-an diantara anggota
organisasi mahasiswa Tech Model Railroad club di Lab Kecerdasan
Artifisial Masschusetts Institute Of Teknology (MIT). Istilah hacker
awalnya bermakna positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki
keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer dengan
lebih baik ketimbang yang ada sebelumnya (Memahami karakteristik
Komunitas Hacker: Studi Kasus pada Komunitas Hacker Indonesia, Donny
B.U, M.Si)
MENJADI HACKER
Mungkin sekilas tentang definisi di atas cukup untuk membatasi sejauh
mana peranan seorang hacker dan cracker itu. Tulisan ini tidak akan
mengangkat sejarah hacker dan awal mula kerancuannya. Namun lebih
menitik beratkan pada bagaimana seandainya kita belajar menjadi hacker.
Atau lebih spesifik, bisakah kita menjadi seorang hacker?
Dalam tulisan How to Become a Hacker, Eric Steven Raymon mengatakan
bahwa menjadi hacker tidaklah segampang yang dikira. Langkah awal untuk
menjadi seorang hacker haruslah menguasai minimal 5 bahasa pemrograman
yang ada. Ia menyebut bahasa pemrograman C/C++, Java, Perl, Phyton
& LISP. Selain itu mampu berinteraksi dengan program HTML untuk
dapat membangun komunikasi dengan jaringan internet. Semua dasar diatas
adalah ilmu yang "wajib" dimiliki jika kita memang berminat untuk
menjadi seorang hacker sejati. Karena pada dasarnya menjadi Hacker
adalah penguasaan terhadap membaca dan menulis kode.
Kenapa kode? Karena memang komputer yang kita jalankan setiap hari
pada intinya adalah terdiri dari berbagai kode instruksi yang cukup
rumit.
Selain penguasaan terhadap bahasa pemrograman diatas, kita pun harus
punya bekal yang cukup dalam berbahasa inggris untuk dapat saling
bertukar pikiran dengan komunitas hacker dari seluruh dunia. Ini tidak
dilarang karena pada umumnya, mereka (anggota komunitas tersebut)
memiliki kode etik tersendiri tentang open-source atau kode-kode program
yang boleh dibuka dan diutak atik oleh orang lain. Contoh, kode-kode
Linux yang marak di perkenalkan baru-baru ini memiliki konsep open
source dan karenanya bisa dimiliki oleh khalayak ramai dengan sebutan
free software.
Kembali pada persoalan diatas, menjadi seorang hacker untuk tujuan
saling berbagi ilmu dalam teknologi informasi ini, atau dalam arti yang
lebih luas untuk memudahkan pemakai komputer pada masa yang akan
datang, bukanlah hal harus ditakuti. Sebaliknya, ilmu tersebut harus
diterjemahkan dan sama-sama digali sehingga menjadi bagian terintegral
dalam memahami lika-liku dunia cyber. Asal saja kita tidak terjebak pada
prilaku yang negatif sehingga menjadi seorang cracker yang membobol
sitem rahasia orang lain.
PERBEDAAN HACKER DAN CRACKER
a) HACKER
-
Mempunyai kemampuan menganalisa kelemahan suatu sistem atau situs.
Sebagai contoh : jika seorang hacker mencoba menguji situs Yahoo!
dipastikan isi situs tersebut tak akan berantakan dan mengganggu yang
lain. Biasanya hacker melaporkan kejadian ini untuk diperbaiki menjadi
sempurna.
-
Hacker mempunyai etika serta kreatif dalam merancang suatu program yang berguna bagi siapa saja.
- Seorang Hacker tidak pelit membagi ilmunya kepada orang-orang yang serius atas nama ilmu pengetahuan dan kebaikan.
b) CRACKER
-
Mampu membuat suatu program bagi kepentingan dirinya sendiri dan
bersifat destruktif atau merusak dan menjadikannya suatu keuntungan.
Sebagian contoh : Virus, Pencurian Kartu Kredit, Kode *****, Pembobolan
Rekening Bank, Pencurian Password E-mail/Web Server.
- Kasus yang paling sering ialah Carding yaitu Pencurian Kartu Kredit, kemudian pembobolan situs dan mengubah segala isinya menjadi berantakan. Sebagai contoh : Yahoo! pernah mengalami kejadian seperti ini sehingga tidak bisa diakses dalam waktu yang lama, kasus clickBCA.com yang paling hangat dibicarakan tahun 2001 lalu.
Sudah jelas yang sebenarnya orang jahat itu adalah cracker bukan hacker seperti kebanyakan pendapat orang.
Di sisi ini menarik untuk di simak, satu sisi, kita butuh teknologi
canggih yang kerap bermunculan dalam hitungan detik, sisi lain ada
kekhawatiran takut terjebak pada pola "nyeleneh" yang berakibat patal.
Namun demikian, sebagai satu sikap, kita berpijak pada satu kesepakatan,
bahwa mempelajari bahasa-bahasa yang ditawarkan oleh Eric Steven
Raymon diatas, adalah hal yang baik. Karena dengan mempelajarinya, kita
minimal dapat mendapat solusi untuk membuat program yang berguna bagi
orang lain. Dan jika ini dilakukan, percayalah, anda adalah seorang
hacker.
No comments:
Post a Comment